Showing posts with label Kiamat. Show all posts
Showing posts with label Kiamat. Show all posts

Sunday, February 28, 2010

Pengibar Bendera Hitam alMahdi


Ashabu Rayati Suud, Generasi Akhir Thaifah Mansurah


Generasi Thaifah Manshurah yang Dijanjikan Kemunculannya di Akhir Zaman
Thaifah Manshurah, Senantiasa ada hingga kiamat
Dalam berbagai hadits yang shahih telah dijelaskan bahwa akan senantiasa ada sekelompok umat Islam yang berpegang teguh di atas kebenaran. Mereka melaksanakan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan konskuen, memperjuangkan tegaknya syariat Islam, dan meraih kemenangan atas musuh-musuh Islam, baik dari kalangan kaum kafir maupun kaum munafik dan murtadin.
Kelompok Islam ini disebut ath-thaifah al-manshurah atau kelompok yang mendapat kemenangan. Kelompok ini akan senantiasa ada sampai saat bertiupnya angin lembut yang mewafatkan seluruh kaum beriman menjelang hari kiamat kelak. Kelompok ini diawali dari Rasulullah saw beserta segenap sahabat, berlanjut dengan generasi-generasi Islam selanjutnya, sampai pada generasi Islam yang menyertai imam Mahdi dan Nabi Isa dalam memerangi Dajjal dan memerintah dunia berdasar syariat Islam.
Hadits-hadits tentang ath-thaifah al-manshurah diriwayatkan banyak jalur dari sembilan belas (19) shahabat. Menurut penelitian sejumlah ulama hadits, hadits-hadits tentang ath-thaifah al-manshurah telah mencapai derajat mutawatir.
Kelompok umat Islam ini adalah kelompok elit umat Islam. Mereka adalah sekelompok kecil kaum ‘fundamentalis Islam’, di tengah kelompok umat Islam yang telah mulai lalai dari kewajiban berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka adalah ‘muslim-muslim militan’ yang sangat dikhawatirkan oleh AS dan Barat akan mengancam kepentingan mereka. Rasulullah saw menamakan kelompok ini sebagai ath-thaifah al-manshurah, kelompok yang mendapatkan kemenangan. Penamaan ini merupakan sebuah janji kemenangan bagi kelompok ini, baik dalam waktu yang cepat maupun lambat, baik kemenangan materi maupun spiritual.
Di antara hadits-hadits tentang ath-thaifah al-manshurah tersebut adalah sebagai berikut:
Akan senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang meraih kemenangan (karena berada) di atas kebenaran, orang-orang yang menelantarkan mereka tidak akan mampu menimbulkan bahaya kepada mereka, sampai datangnya urusan Allah sementara keadaan mereka tetap seperti itu .”[1]
Akan senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang berperang di atas urusan Allah. Mereka mengalahkan musuh-musuh mereka. Orang-orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada mereka sampai datangnya kiamat, sementara keadaan mereka tetap konsisten seperti itu.”[2]
Ashabu Rayati Suud, Generasi Akhir Thaifah Mansurah yang dijanjikan
Dalam sebuah riwayat tentang Thaifah manshurah disebutkan, Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang berperang di atas kebenaran. Mereka meraih kemenangan atas orang-orang yang memerangi mereka, sampai akhirnya kelompok terakhir mereka memerangi Dajjal.”[3]
Riwayat tersebut menjelaskan bahwa di akhir zaman, kelompok Thaifah Manshurah adalah mereka yang bergabung dengan Al-Mahdi untuk memerangi musuh-musuh Islam, dimana Dajjal adalah salah satu yang akan dikalahkan oleh kelompok ini. Parameter kebenaran saat itulah adalah mereka yang bersama Al-Mahdi, sedang mereka yang menolak Al-Mahdi adalah munafik (hal itu sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits fitnah duhaima’). Sedangkan kelompok Thaifah Manshurah yang memberikan dukungan kepada Al-Mahdi telah dijelaskan ciri-ciri mereka dalam beberapa riwayat yang kemudian dikenal dengan nama Ashabu Rayati Suud (Pasukan Panji Hitam dari Khurasan).
Benar, membicarakan kemunculan Al-Mahdi tidak bisa terlepas dari membicarakan satu kelompok manusia yang menamakan dirinya sebagai pasukan panji hitam (Ashhabu Rayati Suud / The Black Banner). Kelompok ini memiliki beberapa ciri khusus yang akan lebih memudahkan bagi seseorang untuk mengenalinya. Meskipun demikian, tidak mudah bagi seseorang untuk menjustifikasi kelompok tertentu bahwa mereka adalah Ashhabu Rayati Suud. Sebab ciri-ciri tersebut juga banyak dimiliki oleh banyak manusia dan kelompok, sedang riwayat yang menunjukkan asal keberadaan mereka (Khurasan) merupakan sebuah wilayah luas yang dihuni oleh banyak manusia.
Siapakah sebenarnya Ashahbu Rayati Suud yang kelak menjadi pendukung Al Mahdi ? Benarkah riwayat yang membicarakan kemunculan kelompok ini ?
Ada beberapa riwayat yang menjelaskan keberadaan kelompok ini, di antaranya adalah sebagai berikut
      “Akan keluar sebuah kaum dari arah Timur, mereka akan memudahkan kekuasaan bagi Al Mahdi.”
      “Dari Khurasan akan keluar beberapa bendera hitam, tak sesuatupun bisa menahannya sampai akhirnya bendera-bendera itu ditegakkan di Iliya (Baitul Maqdis).”
      “Akan keluar manusia dari Timur yang akan memudahkan jalan kekuasaan bagi Al ‘ Mahdi.”
Namun riwayat-riwayat tersebut memiliki cacat dari sisi sanad dan periwayatannya. Sedangkan riwayat tentang Ashhabu Rayati Suud yang sampai pada derajat hasan adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh sahabat Tsauban :
“Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putera khalifah. Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu.” Kemudian beliau saw menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda: “Maka jika kamu melihatnya, berbai’atlah walaupun dengan merangkak di alas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi.[4]
Riwayat tersebut tidak banyak menjelaskan ciri-ciri fisik tertentu secara detil sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat-riwayat lainnya. Tentang maksud perbendaharaan dalam riwayat tersebut Ibnu Katsir berkata, “Yang dimaksud dengan perbendaharaan di dalam hadits ini ialah perbendaharaan Ka’bah. Akan ada tiga orang putera khalifah yang berperang di sisinya untuk memperebutkannya hingga datangnya akhir zaman, lalu keluarlah Al-Mahdi yang akan muncul dari negeri Timur.
Zaman Kemunculan Ashabu Rayati Suud
Berdasar riwayat Tsauban di atas, kemunculan Ashhabu Rayati Suud adalah di saat kemunculan Al-Mahdi. Riwayat tersebut mengisyaratkan bahwa keberadaan Ashhabu rayati Suud dan embrionya sudah muncul jauh-jauh hari sebelum kemunculan Al-Mahdi. Sebab, kemunculan sebuah kelompok yang kelak mewakili satu-satunya kelompok paling haq di antara kelompok umat Islam yang ada jelas tidak mungkin muncul dengan sekejab, sim salabim. Keberadaan mereka sudah ada dan embrio mereka terus tumbuh di tengah kerasnya kecamuk perang dan debu-debu mesiu. Ciri khas mereka dalam riwayat di atas – memiliki kemampuan membunuh lawan yang tidak pernah dimiliki oleh kaum sebelumnya – menggambarkan betapa dahsyatnya daya tempur dan strategi militer yang mereka punyai. Riwayat ini juga mengisyaratkan bahwa aktivitas mereka sebelum kemunculan Al-Mahdi adalah perang dan pembunuhan, hal yang menjadi ciri khas thaifah manshurah di akhir zaman.
Riwayat Tsauban di atas juga mengisyaratkan bahwa kemunculan Ashabu Rayati Suud dari Khurasan ini terjadi di saat kematian seorang raja Saudi yang dilanjutkan dengan pertikaian tiga putra khalifah untuk memperebutkan Ka’bah.
Dalam hal ini, banyak analisa menyebutkan bahwa boleh jadi kondisi itu akan segera menjadi realita demi melihat apa yang saat ini terjadi di Saudi. Adalah Tony Khater[5], seorang analis politik Amerika dengan spesialisasi kajian Timur Tengah khususnya Arab Saudi, telah secara konsisten menyebutkan tentang terpecahnya pemerintahan Arab Saudi menjadi empat kelompok sebelum wafatnya Raja Fahd, seakan-akan kelompok-kelompok itu memunyai pemerintahannya sendiri-sendiri, yaitu pemerintahan Putra Mahkota Pangeran Abdullah, pemerintahan Pangeran Nayef, pemerintahan Pangeran Sultan, dan pemerintahan Pangeran Salman. Dengan wafatnya Raja Fahd, lalu Putra Mahkota Abdullah yang telah berusia 80 tahun naik menjadi raja, maka di bawahnya terdapat tiga pangeran dengan pemerintahannya sendiri-sendiri yang bersiap-siap menggantikannya ketika ia wafat nanti, yaitu Pangeran Nayef, Pangeran Sultan, dan Pangeran Salman.
Jika ini kelak terjadi, akankah ia menjadi tanda kemunculan Al-Mahdi dan menjadi tanda keluarnya Ashabu Rayati Suud? Lalu siapakah kelompok yang layak untuk disebut sebagai Ashabu rayati Suud, kelompok Thaifah Manshurah akhir zaman yang dijanjikan?
Ashabu Rayati Suud akan muncul dari timur Khurasan, benarkah mereka Thaliban dan Al-Qaeda ?
Kemunculan salah satu tandhim askari kaum militan fundamental di wilayah Khurasan (Afghanistan, Iraq dll) yang dikenal dengan Thaliban dan Al-Qaeda memunculkan pertanyaan, benarkah mereka adalah calon Ashhabu Rayati Suud yang dijanjikan? Pasalnya, kelompok ini adalah satu-satunya kaum militan muslim yang paling ditakuti oleh barat karena kehebatan tempur mereka, juga karena cita-cita mereka yang radikal; mendirikan negara Islam dari ujung Asia Tenggara hingga barat Maroko. Mereka adalah muslim fundamental yang paling kuat melaksanakan hukum Islam sebagaimana yang pernah berlaku di Madinah pada masa Rasulullah saw. Merekalah satu-satunya kelompok yang paling mendekati gambaran kehidupan Rasulullah saw dan para sahabatnya; beriman, hijrah, perang, mendirikan daulah Islam, melaksanakan semua kewajiban tanpa terkecuali, mendapat boikot dan kecaman internasional, mendapat ujian paling berat dan menyatakan keimanannya, dikepung oleh pasukan ahzab dan banyak lagi sejarah kehidupan generasi assabiqunal awwalun yang hari ini tergambar dalam realitas hidup mereka.
Beberapa analis pemerhati hadits-hadits fitnah menduga; bahwa merekalah yang lebih layak untuk menyandang gelar kehormatan itu sesuai dengan beratnya ujian keimanan yang mereka hadapi.
Dalm hal ini, terlepas dari tepat atau melesetnya dugaan-dugaan tersebut, ada hal lain yang lebih penting untuk dipahami oleh seorang muslim berkaitan dengan dua kelompok fundamental ini. Setiap muslim hendaknya berhati-hati untuk tidak menjatuhkan vonis tertentu pada kelompok-kelompok yang secara lahir memiliki stigma dan citra negatif dari musuh-musuh Islam –bahkan dari kalangan umat Islam sendiri- bahwa hal itu bukan berarti keadaan mereka adalah sebagaimana tuduhan itu. Merupakan sunnatullah bahwa musuh-musuh Islam dari bangsa barat memiliki dendam dan kebencian kepada setiap muslim yang memegang teguh agama mereka. Dalam hal ini, kelompok Thaliban dan Al-Qaeda yang sangat komitmen menegakkan semua bentuk syari’at Islam dalam masyarakatnya sangat wajar bila dibenci oleh bangsa Barat. Termasuk sebagian kaum muslimin yang termakan oleh isu dan propaganda bangsa barat tentang “kekejian dan kejahatan” Thaliban terhadap manusia.
Tanpa bermaksud memastikan apakah Thaliban merupakan termasuk kelompok Ashhabu Rayatis Suud, yang pasti bahwa memberikan tuduhan jahat dan keji yang belum tentu demikian kenyataannya merupakan kejahatan tersendiri. Sementara mendoakan mereka, mengharapkan mereka untuk membela umat Islam, mengusir musuh-musuh Islam dan menegakkan syari’at di muka bumi merupakan sikap yang baik.
Namun demikian – terlepas bahwa Thaliban dan Al-Qaeda memiliki ciri-ciri yang banyak keserupaannya dengan kelompok Ashabu Rayati Suud – yang jelas memastikan secara haqqul yakin bahwa mereka adalah Ashabu Rayati Suud termasuk sikap tergesa-gesa. Namun, mudah-mudahan tidak salah jika kita berharap, semoga mereka itulah kelompok yang dimaksudkan. Amiin.
Wallahu a’lam bish shawab.
[1]HR. Muslim: Kitabul Imarah no. 3544 dan Tirmidzi: Kitabul fitan no. 2155
[2]HR. Muslim: Kitabul imarah no. 3550.
[3]. HR. Abu Daud: Kitab al-jihad no. 2125, Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 1959.
[4] Sunan Ibnu Majah, Kitabul Fitan Bab Khurujil Mahdi 2: 1467: Mustadrak Al-Hakim 4: 463-464. Dan dia berkata, “Ini adalah hadits shahih menurut syarat Syaikhain.” (An-Nihayah fit Firan 1:29 dengan tahqiq DR. Thana Zaini).
[5] Pada situs Saudipolitics.com, 1 Januari 2004, Tony Khater, THE UNITED STATES AS UNWANTED BROKER IN ROYAL SECESSION; IT WANTS BANDAR BIN SULTAN AS CROWN PRINCE”

Saturday, February 27, 2010

kiamat, semakin dekat


Kiamat dalam Nubuwat Rasulullah saw

Pada hakikatnya, secara naluri tidak seorangpun yang menolak akan berakhirnya sebuah kehidupan. Tidak ada yang memungkiri bahwa setiap makhluk yang hidup pasti memiliki ajal. Setiap kita terikat oleh ruang dan waktu, tidak ada satupun makhluk yang memiliki kebebasan mutlak dalam hidupnya.
Sekufur apapun ideologi yang dianut oleh manusia dan seingkar apapun hati mereka terhadap adanya hari kebangkitan, namun kelak mereka akan dipaksa untuk mengakui bahwa ada satu kehidupan yang benar-benar akan mereka jalani. Mereka yang saat ini merasa sah-sah saja menganut ideologi atheisme dan paham antituhan, kelak akan mengetahui mengetahui bahwa apa yang mereka yakini tidak memberi manfaat sama sekali bagi satu fase kehidupan mereka. Orang-orang yang memiliki paham semacam itu sebenarnya sedang menghibur diri (baca: menipu diri) agar kegelisahan dan kegundahan hidup mereka tidak terbaca oleh orang lain. Mereka tetap ingin tampil sebagai manusia-manusia yang terkesan merdeka dalam hidupnya, padahal mereka menjadi budak dari paham dan ideologi yang dianutnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Al-Jatsiah: 23)
Benar, mereka yang mengingkari akhirat dan kehidupan lain di luar dunia ini pada hakikatnya sedang diperbudak oleh hawa nafsunya, ia tersesat, tergelincir dan dibiarkan Allah terlunta-lunta mengarungi gelapnya kehidupan. Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya, bahkan meletakkan penutup di atas matanya. Lalu, bagaimana nasib akhir perjalanan seseorang yang tidak lagi berfungsi mata, telinga dan hatinya? Mungkinkah ia akan sampai pada tujuannya dengan selamat dan sentausa?
Orang-orang itu tidak mampu mengambil pelajaran dari orang-orang yang telah mendahului mereka, bahkan ketika malaikat kematian itu juga mendatangi kedua orangtua, anak-anak, kerabat dan sanak keluarga mereka, bahkan orang yang paling mereka cintai. Bahkan, ketika mereka menyaksikan beratnya penderitaan orang-orang terkasihnya saat meregang nyawa, mereka tetap ’teguh pendiriannya’ dan mengatakan Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak memunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (QS. Al-Jatsiah: 24)
Barangkali, mereka baru akan mengakui baik terpaksa maupun suka rela manakala kematian itu benar-benar mendatangi dirinya. Saat malaikat maut itu benar-benar menampakkan sosoknya yang asli. Saat malaikat itu memperlihatkan apa yang kelak akan dijalaninya pada kehidupan berikutnya.
Sebagaimana yang pernah diulas pada buku-buku yang telah diterbitkan Granada Mediatama sebelumnya , Abad 21 ini merupakan zaman di mana hampir semua nubuwat Rasulullah Saw. tentang peristiwa-peristiwa besar telah terjadi. Untuk nubuwat-nubuwat yang bersifat umum –seperti banyaknya gempa, tersebarnya zina dan riba, merebaknya judi dan arak, banyaknya banjir, longsor, perubahan wajah, dan banyak amanat yang selewengkan – barangkali setiap kita sangat dengan mudah untuk memahaminya. Di setiap tempat dan di setiap waktu kejadian-kejadian itu terus terulang, meski secara kwantitas dan kwalitas saat ini jauh lebih menggila dari masa-masa sebelumnya. Yang pasti, sudah menjadi sunnatullah bahwa semakin canggih sarana dan teknologi suatu kelompok, maka semakin hebat pula produk maksiat yang keluarkan.
Adapun nubuwat-nubuwat beliau yang bersifat khusus, maka berbagai peristiwa besar di abad 21 ini juga memaksa kita untuk berfikir dan merenung, inikah masa-masa yang dijanjikan oleh Rasulullah saw? Peristiwa boikot bangsa barat terhadap Iraq, invasi mereka atas negeri Baghdad, eksplorasi manusia-manusia jahat atas minyak-minyak Saudi, ide pengalihan air sungai Eufrat ke wilayah tandus di tanah Jazirah yang diprediksi akan membuatnya kering (yang akan berimbas pada munculnya gunung emas di sungai Eufrat), tanda-tanda kemunculan pasukan panji hitam dari Khurasan, fitnah Duhaima’ dan berbagai peristiwa dahsyat lainnya, semua itu memberikan isyarat bahwa hari-hari yang dijanjikan itu seakan-akan sudah di ambang pintu. Termasuk tema yang saat ini sedang kita bahas, fenomena super megabencana yang juga telah banyak dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam banyak nubuwatnya.
Benar, sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat merupakan sesuatu yang dirahasiakan oleh Allah azza wa jalla, yang tidak diperlihatkan kepada siapapun, baik nabi maupun malaikat. Tidak seorangpun yang mengetahuinya secara pasti selain Allah. Allah azza wa jalla hanya memberikan tanda akan dekatnya kedatangan hari kiamat, yang kesemuanya diceritakan secara detil melalui lisan Rasulullah Saw. Ketika beliau menceritakan beberapa perkara yang berkaitan dengan hari kiamat, maka banyak di antara sahabat yang bertanya tentang hari kiamat secara pasti; kapankah ia akan terjadi? Menyikapi pertanyaan-pertanyaan yang seperti ini, maka beliau menjelaskan bahwa yang ditanya tidak lebih mengerti dari yang bertanya. Kepada mereka Rasulullah Saw menjelaskan bahwa kejadian kiamat adalah sesuatu yang bersifat ghaib, tidak seorangpun yang mengetahuinya selain Allah azza wa jalla. Hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an :
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Al-A’raf: 187)
Adalah Syaikh Nashir As Sa’di (57 tahun yang lalu), pernah mengatakan bahwa (sebagian) bangsa Ya’juj wa Ma’juj sudah keluar dan bangsa Dajjal sudah menampakkan diri dengan munculnya tiga fitnah (materialisme, atheisme dan zionisme). Jika seperti itu statement beliau lebih dari setengah abad yang lalu, maka seperti apakah fenomena itu saat ini? Jika di zaman As Sa’di masih banyak negeri-negeri yang belum terjamah dengan teknologi (fitnah) Dajjal, maka hari ini dunia memberikan kesaksian bahwa hampir sebagian besar wilayah dunia telah dimasukinya. Maknanya, kedekatan akhir zaman bukanlah sebuah khayal dan ilusi. Ia benar-benar di depan mata, dikuatkan dengan nash-nash syar’i dan dibuktikan dengan berbagai fenomena alam.
Benar, kita adalah umat akhir zaman, umat yang diberitakan oleh Rasulullah saw dengan berbagai tanda-tanda kehancuran dunia. Rentang waktu 15 abad antara kita dengan Rasulullah saw semakin menambah kedekatan kita dengan hari akhir. Bukankah diutusnya beliau saw sendiri merupakan salah satu tanda kiamat?
Rasulullah saw bersabda,
(Waktu) aku diutus dan (terjadinya) Kiamat seperti jarak antara dua hal ini, perawi berkata: “Beliau pun membuat isyarat dengan kedua jari beliau, lantas merenggangkan keduanya.
Rasulullah saw bersabda, “Ajal kalian itu antara shalat Ashar dan terbenamnya matahari. 
Nabi bersabda, “Tiadalah umur kalian dibandingkan dengan umur orang dahulu kecuali seperti sisa siang hari yang sudah lewat.
Anas berkata, Rasulullah saw bersabda: “Aku diutus dan (jarak waktuku dengan terjadinya) Kiamat, seperti dua hal ini. “Anas berkata: “Kemudian beliau menggenggam jari telunjuk dan jari tengah. ‘
Demikianlah beberapa keterangan dari sunnah Rasulullah saw yang diperkuat dengan realita kekinian. Kedekatan zaman kita dengan apa yang dijanjikan oleh Rasulullah saw tentang akhir zaman hanyalah menunggu masa. Sesungguhnya kiamat itu kian mendekat.
Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah”. Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya. (QS. Al-Ahzab: 63)

Saturday, February 20, 2010

    dari khutbah jumaat: http://hasan98.tripod.com/fitnah.htm Allah SWT telah menegaskan dalam surah al Anfal ayat 28, yang bermaksud: "Dan ketahuilah kamu bahawa sesungguhnya harta-harta kamu dan anak-anak kamu adalah fitnah (ujian). Dan sesungguhnya Allah di sisiNya balasan yang sangat besar."


    Rasulullah SAW mengingatkan kita agar mengelakkan diri daripada terjatuh dalam fitnah yang menimpa umatnya laksana malam yang gelap gelita dengan sabda baginda yang bermaksud: "Bersegeralah kamu mengerjakan amalan-amalan bagi menolak fitnah yang datang seperti kegelapan malam yang gelap gelita. Pada sebelah pagi seseorang itu beriman dan pada sebelah petangnya ia menjadi kafir dan pada sebelah petangnya ia beriman dan pada sebelah paginya ia menjadi kafir. Dia menjual agamanya dengan harta benda dunia." Sabda Rasul SAW lagi berhubung dengan fitnah yang bermaksud: "Masa akan menjadi dekat (pendek), ilmu akan diangkat, fitnah akan lahir, dicampakkan akan sifat bakhil dan berlaku dengan banyaknya ‘harju’. Maka mereka bertanya: Wahai Rasul, apakah maksud harju. Baginda menjawab: harju adalah pembunuh."


    Di dalam realiti sekarang, sungguh kurang ulamak-ulamak rabbaniyun (ulamak-ulamak yang takut kepada Allah SWT) yang memuliakan sifat-sifat zuhud, wara' dan sentiasa mengikut panduan Ilahi, menjadikan baginda SAW dan khulafa ar-Rasyidin sebagai panduan dan ikutan mereka, beramal dengan panduan al- Quran yang berbunyi: "Sesungguhnya  pada diri Rasul SAW itu ikutan yang baik bagi kamu" dan beramal dengan hadis yang bermaksud: "Hendaklah kamu beramal dengan sunnahku dan sunnah khulafa ar-Rasyidin, Mahdiyin selepas aku dan gigitlah ia dengan geraham kamu (yakni peganglah kuat-kuat dan janganlah lepaskan dia."


    Rasul SAW memberi tahu umatnya tentang fitnah kehilangan sifat amanah dan paling susah untuk mendapat seorang yang bermaksud beramanah. Sabda Rasul SAW bermaksud: "Seorang manusia masing-masing membuat janji dan hampir tidak terdapat seorang pun yang menunaikan janjinya."
Seterusnya Rasul SAW menjelaskan bagaimanakah amanah Allah Subhanahu Wata’ala disia-siakan. Suatu hari seorang Arabi datang menemui Rasul SAW dan bertanya, "Bilakah akan berlaku kiamat?" Maka baginda menjawab, "Bila amanah di sia-siakan maka tunggulah kiamat (kehancuran)." Arabi itu bertanya lagi, "Bagaimanakah amanah disia-siakan?" Rasul SAW bersabda, "Sekiranya sesuatu urusan itu diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah kiamat (yakni kehancuran)."




dari harakah..




Sesungguhnya fitnah merupakan satu elemen yang cukup bahaya, apatah lagi fitnah terhadap agama yang boleh menjurus kepada hukum membunuh, kerana al-Quran ada menegaskan bahawa fitnah itu lebih dahsyat daripada pembunuhan. (maksud ayat 191 dan 217 surah al-Baqarah).
Baginda Rasulullah s.a.w. pernah menegaskan dalam salah satu hadisnya yang bermaksud : "Bersegeralah lakukan amalan-amalan yang baik-baik (jika ia di waktu siang jangan tunggu hingga menjelang malam yang gelap gelita), kerana ia akan menimbulkan fitnah, seperti seorang lelaki di mana pada waktu pagi dia seorang muslim dan apabila menjelang petang atau malam dia menjadi seorang kafir pula, dia menjual agama kerana kepentingan dunia yang terlalu sedikit." Hadis Sohih riwayat Imam Ahmad, Muslim dan Tirmizi daripada Abu Hurairah.
Apa yang dijelaskan oleh baginda Rasulullah s.a.w. menerusi hadis di atas ialah terdapat orang Islam sendiri yang melakukan fitnah dengan tindakannya terhadap agamanya sendiri semata-mata mengecapi habuan dan janji dunia yang bersifat sementara, sedangkan fitnah yang dilakukannya benar-benar mencabar agama yang dianutinya dan menjadi bahaya kepada pegangan akidah dan kepercayaan kepada Allah SWT selaku Pencipta alam maya ini.
Fitnah yang terjadi itu boleh berlaku kerana orang yang terlibat itu sama ada benar-benar tidak memahami atau memiliki ilmu-ilmu fardu ain ataupun kerana berhasrat meraih kepentingan dengan penampilan agama, atau memang di kalangan orang-orang munafiq, ketiga-tiga kategori manusia itu dianggap golongan yang jahat kerana mahu memburukkan Islam.
Jenis-jenis fitnah terhadap agama Islam
1- Fitnah melalui kepimpinan negara.
2- Fitnah dalam belajar kerana mahu dapat jawatan.
3- Fitnah melalui penampilan diri dan cara berpakaian.
4- Fitnah melalui ungkapan.
5- Fitnah melalui penulisan.
6- Fitnah melalui iklan produk.
7- Fitnah melalui penglibatan dalam sukan dan hiburan.
8- Fitnah berbangga kerana berjaya memperbanyakkan bilangan masjid.
9- Fitnah kerana meninggalkan kewajiban beribadat.
10- Fitnah kerana tidak menunjukkan akhlak Islam yang mulia.
1- Fitnah melalui kepimpinan negara.
Terdapat para pemimpin negara-negara umat Islam, yang tidak segan silu untuk mengisytiharkan bahawa mereka telah melaksanakan undang-undang Islam dalam pentadbiran negara dan boleh dikatakan negara mereka adalah sebuah Negara Islam, sedangkan pada masa mereka mentadbir dengan sistem Sekular, Kapitalis, Sosialis dan lain-lain.
Yang tidak menampakkan Islam secara jelas, isteri-isteri mereka tidak memakai hijab (tudung kepala) serta menutup aurat dengan sempurna, tidakkah tindakan mereka itu telah memfitnah Islam secara langsung di hadapan orang-orang bukan Islam yang keliru dan terus keliru.
2- Fitnah dalam belajar kerana mahu dapat jawatan.
Tidak kurang juga terdapat golongan ahli ilmu agama ketika sedang menuntut satu ketika dahulu, telah menanam hasrat untuk lulus cemerlang agar pulang nanti ditawarkan jawatan yang selesa, tetapi pada masa yang sama mereka lupa bahawa ketika menyandang jawatan penting di jabatan keagamaan, mereka tidak menjalankan tugas dengan sempurna, membiarkan perkara mungkar terus berlaku (takut nak tegur kerana bimbang tidak dinaikkan pangkat atau ditukar ke jabatan lain).
Tidak cukup dengan itu, idea untuk menyatakan perkara-perkara makruf agar jadi program utama pun terkadang-kadang tidak berani untuk dilakukan, bimbang dilabel golongan yang melawan pihak atasan, akhirnya masyarakat jadi keliru kerana golongan ahli agama pun bercakap tidak serupa bikin.
3- Fitnah melalui penampilan diri dan cara berpakaian.
Disebabkan kerana kurang pendedahan maklumat agama, sama ada tidak mahu duduk dalam majlis ilmu agama atau ceramah, maka ramai di kalangan orang Islam dalam negara Malaysia ini memperlihatkan penampilan diri mereka benar-benar tidak Islamik langsung.
Ada di kalangan golongan remaja Islam yang bertatoo, menampakkan pusat (perempuan), bergelang tangan, berantai dan bertindik (yang lelaki), mencukur bulu kening, memakai rambut palsu, yang perempuan menyerupai lelaki atau yang lelaki menyerupai perempuan.
Cara bercakap seperti orang bukan Islam, berlepak, merempit tanpa hala tuju hidup, mendurhaka dan melukai perasaan kepada ibu bapa, menyakiti jiran dan banyak, tidakkah semua tindakan itu fitnah terhadap Islam, kerana Islam tidak pernah mengajar penganutnya berbuat demikian.
4- Fitnah melalui ungkapan.
Terdapat di kalangan orang Islam yang memfitnah Islam dengan ungkapan mereka seperti kata-kata : Islam tidak relevan pada zaman orang mengejar Sains dan Teknologi, undang-undang Islam seperti hudud, qisas, takzir dan lain-lain sudah tidak sesuai pada hari ini, ia hanya boleh dilaksanakan di padang pasir di zaman Rasulullah s.a.w.
5- Fitnah melalui penulisan.
Terdapat juga segelintir penulis yang pro aliran songsang yang memperlekeh hukum-hukum Islam dalam blog, rencana atau buku-buku tulisan mereka, ia disifatkan sebagai satu tindakan berani kerana mereka tahu bahawa tindakan itu tidak akan dikenakan apa-apa.
6- Fitnah melalui iklan produk.
Satu lagi fitnah yang tidak dapat dikawal akibat kelemahan para pemimpin negara ialah kecenderung syarikat-syarikat mempromosi produk mereka dengan menggunakan khidmat model-model Melayu/Islam, ada yang mendedahkan aurat, kepala semata-mata untuk menunjukkan bahawa produk mereka cukup berkesan tiada tompok-tompok hitam di badan model.
7- Fitnah melalui penglibatan dalam sukan dan hiburan.
Para atlet negara termasuk yang angkat berat disertai atlet muslimah yang cukup menggiurkan ketika menunjukkan aksi mengangkat berta, termauk dalam sukan jimrama, renang, hoki dan lain-lain.
Begitu juga pendedahan aurat di kalangan penghibur seperti penyanyi, pelakon, pelawak wanita juga tidak kurang yang memakai pakaian yang tidak sesuai dengan jenama mereka sebagai orang Islam. Semua itu dianggap memfitnah Islam kerana menggambarkan seolah-olah Islam membenarkan tindakan itu.
8- Fitnah berbangga kerana berjaya memperbanyakkan bilangan masjid.
Satu lagi fitnah di akhir zaman ini ialah terlalu berbangga dengan bilangan masjid yang banyak, tetapi kosong dengan pengajian agama, malah terdapat pula replica masjid yang menelan blanja jutaan ringgit tetapi tidak boleh solat Jumaat di dalamnya.
9- Fitnah kerana meninggalkan kewajiban beribadat.
Ramai di kalangan pekerja Islam, bukan yang menceburi bidang binaan, yang bekerja dalam bilik berhawa dingin pun tidak melakukan solat fardu atau Jumaat, terdapat scenario di mana ada pekerja muslim di sebuah kilang ditegur majikan yang bukan Islam mengapa mereka tidak pergi menunaikan solat Jumaat.
10- Fitnah kerana tidak menunjukkan akhlak Islam yang mulia.
Disebabkan tidak menguasai dengan baik ilmu-ilmu fardu ain, maka ramai di kalangan individu Islam tidak bercakap benar, melakukan pecah amanah berjuta ringgit, rasuah, penipuan, menggelapkan wang tabung haji dan sebagainya, menunjukkan sikap dan akhlak orang Islam sangat kritikal, sekali gus ia memfitnah agama Islam yang suci.
Sesungguhnya mereka itu semua berdosa di hadapan Allah kerana tidak menunjukkan sesuatu tindakan yang baik terutama kepada golongan yang lebih muda ataupun di kalangan bukan Islam yang merasakan Islam menjana kegiatan yang tidak bermoral.
Justeru, asas kepada pengukuhan jati diri muslim bersama agama Islam dalam apa jua keadaan, sama ada ketika Islam berada di puncak atau sedang berada di bawah, namun dia tidak akan berganjak walau setapak pun kerana begitu yakin bahawa Islam adalah satu-satunya agama yang diperakui benar di sisi Allah SWT.

sumber: harakahdaily.net



 
Copyright 2009 abatasa ii. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan