Saturday, December 8, 2012

Global Warming dan Kemunculan Dajjal








Kocakan demi kocakan politik dunia menjadikan manusia semakin alpa terhadap nasib bumi ini yang semakin uzur. Sememangnya ia telah ditakdirkan begitu. Yahudi (baca ZIONIS) semakin hari semakin kukuh mendominasi muka bumi. Memaksakan seluruh penduduk bumi merestui mereka sebagai bangsa paling tinggi statusnya. Usaha ini semakin berjaya.

Di mana sahaja kita memandang kita akan lihat adanya Yahudi sehinggakan satu hari kelak kita akan lupa lupa bahawa Allah itu wujud. Ini disebabkan kecelaruan fikiran serta penyihiran yang diklakukan oleh mereka melalui penyembahan Iblis Laknatullah. Dunia akan dihiasi dengan pelbagai perkara dusta. Kebenaran akan disembunyikan (baca Keesaan Allah-Quhuallahu Ahad). Manusia semakin lalai dan lupa tanggung jawab mereka untuk mencari sebab kenapa mereka dilahirkan ke dunia.

Lahirlah masyarakat "goyyim" yang bertuankan Yahudi dan bertuhankan hawa nafsu. Demi mengejar pangkat, harta dan keseronokan sebagaimana yang diajar oleh Yahudi (Dunia Barat), agama juga sanggup diperjudikan. Bermain bersungguh-sungguh dalan dunia demokrasi yang juga dibawa oleh Yahudi melalui pelbagai doktrin kemanusiaan dan kebebasan hak. Berbondonglah manusia menganggat tinggi peradaban Barat tanpa mengetahui peradaban Barat itu sendiri adalah ciptaan beberapa puak di kalangan Yahudi juga.

Untuk kembali semula kepada sistem hidup penuh barkah, sistem sunnah wal jamaah yang diajar Baginda Rasul saw adalah sesuatu yang sangat mustahil. Kepanasan Global yang wujud adalah fenomena yang sama wujud dalam jiwa manusia. Apa yang ada di luar sana cuma gambaran kepada apa yang ada di dalam. Cuba renungkan dalam-dalam, tafakur sejenak melihat realiti ini. 

Kemuncak dari kekeruhan jiwa ini akan muncullah Ibu Segala Dusta. Manusia akan memandang pendustaan itu adalah keperluan untuk kelangsungan hidup (survival) dan tanpa ragu menjadikannya sebagai halacara yang wajar.   Yang paling dahsyat ialah menjadi "munafik" demi untuk kepetluan itu. Akhirnya mengangkat Dajjal sebagai tuhan. Apabila anda mendekati Liberalisma dan Pluralisma bermakna anda semakin dekat dengan Dajjal. Apabila menjadi pengikut Dajjal, bermakna anda sedang menuju ke arah kekafiran.

Apakah DUSTA yang ada pada masa ini masih belum sempurna? Lihat sahaja apa yang ada di sekeliling anda. Hiburan, lawak jenaka, komik, majallah, novel, movie, paparan telivisyen, internet, sistem berita dan sebagainya (sekadar beberapa bukti) semuanya diselubungi oleh dusta, pembohongan dan kepalsuan. 

Politik demokrasi juga menghiasi lanskap yang sama. Tiada parti politik yang tidak berdusta (walaupun dinamakan sebagai muslihat). Mereka tetap tidak akan menyampaikan kebenaran biarpun atas pentas agama. Ada diantara manusia menjadikan parti politik sebagai agama (nauzubillah).

Ibu Segala Dusta semakin hari semakin mendekat. Apa daya kita? Apakah yang kita lakukan? Semakin hari semakin kukuh hajat untuk kaya dan bersenang lenang, semakin hari semakin melekat di hadapan peti pekak yang mana hampir ke semua rumah ada peti ini. Hanya ada saluran keluar, tiada saluran masuk. Sebab itu dipanggil peti pekak (TV). Berapa persenkah nilai kebenaran yang muncul dari sana?

Kita semakin lupa dunia sudah semakin hampir ke penghujungnya.


Ada sebuah riwayat yang benar-benar menggambarkan betapa dekatnya masa-masa keluarnya Dajjal dengan seluruh fenomena pemanasan global. 

Bencana demi bencana, kekeringan dan banjir berserta gempa bumi dan tanah runtuh yang terus beriringan. Badai taufan dan angin kencang yang memporak-perandakan bangunan, meningkatnya suhu bumi hingga titik darjah tertinggi yang bakal menyebabkan kematian secara massa. Kesemuanya adalah sebahagian dari akibat yang tercetus daripada pemanasan global. 

Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam bersabda :

“Sesungguhnya sebelum keluarnya Dajjal adalah tempoh waktu tiga tahun yang sangat sulit, dimana pada waktu itu manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat. Allah memerintahkan kepada langit pada tahun pertama darinya untuk menahan 1/3 dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 1/3 dari tanamannya. Kemudian Allah memerintahkan kepada langit pada tahun kedua darinya agar menahan 2/3 dari hujannya dan memerintahkan bumi untuk menahan 2/3 dari tanam tanamannya. Kemudian pada tahun ketiga darinya Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, lalu ia tidak meneteskan setitik airpun dan memerintahkan bumi agar menahan seluruh tanamannya, maka setelah itu tidak tumbuh satu tanaman hijaupun dan semua binatang berkuku akan mati kecuali yang tidak dikehendaki Allah”. 
Para sahabat bertanya : ”Dengan apa manusia akan hidup pada saat itu?”. 
Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab : ”Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan”.


Nabi Isa as akan Turun untuk menyelamatkan kaum muslimin dari kegelapan total akibat asap global. Adakah ia bermaksud secara zihiriah atau sebaliknya, hanya Allah jua yang mengetahui.

Dalam sebuah riwayat disebutkan :

“Dajjal mengepung penduduknya. Saat itu sebagian kaum Muslimin berlindung ke atas perbukitan dan pegunungan Syam. Kemudian Dajjal dapat mengepung mereka dengan menempati tempat asalnya. Sehingga, ketika ujian dan kegentingan telah berlangsung lama menimpa kaum Muslimin, salah seorang di antara mereka kemudian berkata, ‘Hai sekalian kaum Muslimin! Hingga bila  kalian dalam keadaan begini, padahal musuh Allah telah menginjakkan kaki di bumi kalian? Bagi kalian hanya ada dua pilihan, Allah mematikan kalian sebagai syuhada atau memenangkan kalian!’. Kemudian mereka bersumpah setia (bai’at) untuk mati-matian berjihad, yang hal itu diketahui Allah sebagai kejujuran dari diri mereka sendiri. Kemudian KEGELAPAN (zhulmah) menimpa mereka, sehingga tak seorang pun dapat melihat telapak tangannya. Kemudian Isa bin Maryam turun lalu membuka pandangan mata mereka”. (HR. Abdurrazzaq no. 20834)


Dari hadits di atas dapat difahami bahwa ketika kaum Muslimin ketika sedang berperang melawan Dajjal dan pengikutnya, dimana pada saat itu kaum Mus­limin hampir mengalami kekalahan, maka tiba-tiba datanglah kegelapan (zhulmah) yang melingkupi mereka semua, sampai mereka tidak mampu melihat tangan mereka sendiri. Dari informasi ini dapat diduga bahwa kemungkinan zhulmah atau kegelapan itu adalah kegelapan asap/kabut ad-Dukhaan yang datang akibat meteor menghantam bumi untuk.


Peningkatan Global Warming, dapatkah diselamatkan?
Isac Asimov dan Frederik Pohl dalam bukunya Our Angry Earth menulis : “Sebahagian besar manusia sukar melihat realiti kehancuran kehidupan yang ada di sekitarnya. Ini karena penghancuran ling­kungan hidup itu terjadi bersamaan dengan proses-proses yang sedang mereka kerjakan sendiri, yang sering “bertujuan” untuk membangun masa hadapan. Padahal, yang terjadi adalah sebaliknya. Tragedi masa depan itu justru sedang berjalan di depan kita dan kita sendiri yang menjalankannya”.

Apa yang ditulis Asimov-Pohl adalah benar. Berbagai tragedi yang kini sedang terjadi seperti kenaikan suhu atmosfira bumi, polusi, deforestasi, dan menularnya wabak penyakit merbahaya, merupakan hasil dari perbuatan manusia sendiri. Tragisnya, sebagian besar manusia belum menyadari akan hal itu.

Akhir zaman yang telah diceritakan; seperti senario sebuah drama dalam panggung kehidupan. Ibarat sebuah drama, kehidupan manusia saat ini sudah memasuki babak-babak terakhir. Kerosakan semakin parah dan manusia pula semakin hilang sifat kemanusiaannya. Itu adalah salah satu bukti berfakta atas pernyataan ini. Kita boleh lihat di mana-mana, manusia jahat semakin ramai, dan orang-orang yang bijak semakin pupus. Bertikaian dan membunuh demi kepentingan pribadi semakin marak.

Melihat seluruh realiti dan fakta yang ada, menjadi sangat sukar untuk mengatakan bahwa peradaban moden ini dapat mencegah meningkatnya pemanasan global. Teknologi secanggih apapun tidak akan mempu mehentikan pertambahan karbon. Hujan asid akan berlaku. Dengan kata lain, yang paling penting adalah bagaimana mengakhiri semua ini dengan pengakhiram terbaik, iaitu husnul khatimah.

Pemanasan global itu tetap berjalan, ’biarlah’ global warming itu terus menghukum, ’biarlah’ paras air laut itu terus naik dengan perlahan, ’biarlah’ gempa bumi dan angin taufan itu menunjukkan tasbih dan tahmidnya kepada manusia, dan biarlah semua itu terjadi (sebab semua itu adalah sunnatullah di alam ini), yang paling penting bagaimana agar kita selamat dari fitnah, selamat dari ujian, selamat dari semua musibah dan mati dengan khusnul khatimah. Wallahu a’lam bish shawab.

sumber:www.acehloensayang.com

2 comments:

Anonymous said...

l have no comment brother but when al quran said that was truth

pondok pesantren darrul muhajirin praya
datoq abah muhammad najmudin makmun

Anonymous said...

Alangkah eloknya, jika sumber kutipan dicantumkan. Karena sebagian tulisan di atas mengutip dari blog kami. Terima kasih. www.granadamediatama.wordpress.com

Post a Comment

Sila beri pandangan anda, elakkan dari kata nista atau kata-kata di luar peradaban. Pandangan Tulus dari anda amat dihargai, terima kasih.

 
Copyright 2009 abatasa ii. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan